BERJAYA MENGAWAL EMOSI AMARAH SEMASA MENGHADAPI UJIAN DAN MUSIBAH ADALAH ANTARA CIRI ORANG YANG BERIMAN DAN BERTAKWA


Manusia adalah makhluk yang memiliki emosi di dalam dirinya. Ada banyak jenis emosi yang boleh mempengaruhi cara manusia menjalani hidupnya dan berinteraksi dengan orang lain. Manusia seringkali dikuasai oleh emosinya sendiri, walhal manusialah yang seharusnya mengawal emosi-emosi tersebut. 

Salah satu emosi yang sukar dikawal oleh manusia adalah emosi marah. Marah salah satu senjata syaitan yang paling tajam. Syaitan sentiasa mengimpikan manusia tinggal bersamanya di dalam neraka, lantas melakukan apa saja untuk mencapai impiannya. Rasulullah SAW bersabda: 

"Sesungguhnya syaitan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah." (HR Bukhari). 

Seperti yang terjadi baru-baru ini, apabila musibah banjir melanda dan bantuan tiba sedikit lewat ramai yang menzahirkan rasa tidak puas hati terhadap pasukan anggota keselamatan. Ada pula di antara itu yang memaki hamun dan mencaci hina pasukan keselamatan dengan menggelarkan mereka lembab dalam menghulur bantuan. Ya, memang benar anggota pasukan keselamatan sedikit lewat, tetapi itu bukanlah hal yang disengajakan dan kita tidak harus menzahirkan amarah kita dalam keadaan darurat seperti ini. 

Sememangnya dalam keadaan genting ini ramai yang terdesak memerlukan bantuan tetapi mengekspresikan kemarahan akibat kelewatan yang tidak disengajakan bukanlah satu hal yang baik. Dalam hal ini, kita seharusnya mengawal emosi kita dengan lebih bijak. Jika semua perkara hendak dilaksanakan dengan amarah, maka satu hal pun tidak akan dapat diselesai. 

Menjauhi sifat marah antara nasihat Rasulullah SAW. Ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah: “Berikanlah aku nasihat.” 
Baginda Rasulullah SAW bersabda: 
“Jangan marah.” Maka orang itu mengulangi permintaannya tadi beberapa kali tetapi Baginda tetap menjawab: “Jangan marah.” (HR Bukhari). 

Bahkan orang yang dapat menahan rasa marah sedangkan pada masa tersebut dia boleh melakukannya tetapi ditahan perasaan tersebut maka Allah SWT akan menambahkan keimanan dan ketakwaanya. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya, maka Allah akan memenuhi rongganya dengan keamanan dan keimanan. " (HR Abu Daud).

Maka dari itu, kawallah emosi marah sekiranya kita di dalam situasi darurat seperti sekarang ini. Duduk, ambil nafas sejenak dan berfikir tentang solusi yang harus diambil bagi membantu mangsa-mangsa yang masih terperangkap. Tidak ada gunanya kita memarahi, memaki dan mencaci hina pihak lain jika diri kita sendiri tidak berbuat apa-apa. Firman Allah SWT: 

"Dan (ingatlah) Allah berserta orang yang sabar.” (QS al-Anfal: 66). 

Sumber: Harian Metro (6 Ogos 2018)


 

Comments